Kamis, 28 Januari 2016


BOYOLALI–Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker) di Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali yang sebelumnya berhenti sementara akhirnya dilanjutkan. Pembangunan jalan tol dilanjutkan setelah pelaksana pembangunan jalan tol menyetujui kompensasi gangguan yang diminta warga.
Pelaksana Proyek Pembangunan Tol Soker, Robi Suwono, mengatakan seluruh warga yang terkena dampak langsung pembangunan jalan tol Soker sudah ditemui. Hasilnya warga menyetujui besaran nilai kompensasi gangguan yang diberikan pelaksana tol Soker.
“Kami bisa memahami permintaan warga soal kompensasi gangguan pembangunan jalan tol Soker,” ujar Robi saat dihubungi wartawan dilokasi jalan tol Ngesrep, Kamis (28/1/2016).
Robi mengatakan pembangunan jalan tol Soker sekarang tidak ada persoalan lagi. Sebagai pelaksana tidak ingin meninggalkan kesan negatif kepada warga dalam pembangunan jalan tol tol Soker.
“Semua pembangunan di daerah sudah pasti akan menimbulkan pro dan kontra. Sekarang permasalahan sudah selesai,” kata dia.
Ia menjelaskan untuk meminimalisasi gangguan yang dikeluhkan warga pekerjaan pembangunan jalan tol tidak dikerjakan sampai larut malam. Kemudian soal debu yang ada di jalan akan disirami. Ditanya mengenai besaran nilai kompensasi yang diberikan kepada warga, Robi enggan menjeskannya. Yang jelas semua warga yang terkena dampak pembangunan sudah menerima kompensasi.
Sementara itu, salah seorang warga Dusun Tegalrejo, Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, Endro Prayitno, mengatakan warga mendukung penuh pelaksanaan program pemerintah membangun jalan tol Soker. Soal kompensasi diminta warga sebagai bentuk tanggung jawab karena warga merasa terganggu akibat pembangunan jalan tol.
“Soal kompensasi sudah selesai, warga memperbolehkan pelaksana pembangunan jalan tol melanjutkan pekerjaannya,” kata dia.

Senin, 25 Januari 2016


BOYOLALI–Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker) di Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali dihentikan sementara. Hal itu terjadi karena warga belum menerima kompensasi gangguan pembangunan jalan tol.
Salah seorang warga Maruji, mengatakan ada sekitar sepuluh rumah milik warga yang terkena dampak pembangunan jalan tol Soker. Semua rumah tersebut sudah diratakan semua setelah warga dengan kontraktor pelaksana menyetujui besaran nilai ganti rugi.
“Proses merobohkan bangunan rumah berlangsung sekitar dua pekan dimulai sejak awal Januari,” kata Maruji saat ditemui Solopos.com di Kantor Desa Ngesrep, Senin (25/1/2016).
Maruji mengatakan pembangunan jalan tol Soker dihentikan sementara karena pelaksana pembangunan belum membayar kompensasi gangguan kepada warga. Kompensasi gangguan itu seperti debu, bising, dan kerusakan bangunan rumah apabila terkena getaran pengeboran jalan tol.
“Kami khawatir jika jalan tol selesai dibangun warga yang tinggal disekitar jalan tol terganggu dengan suara bising kendaraan yang melintas dijalan,” kata dia.
Disinggung mengenai besaran ganti rugi, dia mengaku diserahkan sepenuhnya ke pelaksana. Kalau besaran nilai kompensasi ditentukan warga dikhawatirkan justru membebani pelaksana.
Senada diungkapkan warga lainnya, Suraji, Menurut dia, sebagai warga hanya menuntut kejalasan soal kompensasi gangguan dampak pembangunan jalan tol. Kompensasi itu sangat penting bagi warga karena banyak warga yang memiliki anak kecil.
Dimintai konfirmasi, Kepala Satuan Kerja (Satker) Tol Soker, Aidil Fiqri, mengatakan ganti rugi itu tidak harus dalam bentuk uang. Sebagai besar pemerintah hanya memiliki anggaran sedikit untuk ganti rugi.
“Ganti rugi seolah sudah menjadi kebiasaan warga terutama warga yang terkena dampak jalan tol. Kami tidak ingin ada kesan pembangunan jalan tol berdampak negatif bagi warga. Proyek ini dibangun untuk kemajuan bangsa bukan pribadi,” kata dia.
Ia mengaku belum mengetahui penyebab dihentikannya pembangunan jalan tol di Ngasrep. Informasi terakhir pembangunan jalan tol itu berhenti sementara akibat satu orang warga belum sepakat soal besaran nilai ganti rugi.
“Kami akan mencari jalan tengah agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan dan pembangunan jalan tol bisa terus jalan,” kata dia.